SEJARAH SINGKAT BANDAR UDARA

SULTAN MUHAMMAD SALAHUDDIN-BIMA



          Bandar Udara Sultan Muhammad Salahuddin (IATA: BMU, ICAO: WADB), dikenal juga dengan Bandar Udara Bima, merupakan sebuah Bandara yang terletak di Kabupaten Bima, Nusa Tenggara Barat dengan kode IATA: BMU. Bandara ini memiliki landasan pacu sepanjang 2.200 meter lebar 30 meter dengan permukaan asphalt hotmix dan ketinggian 1 meter di atas permukaan tanah. Bandar Udara Bima bernama Bandar Udara Sultan Muhammad Salahuddin, diambil dari nama Sultan terakhir kerajaan Bima. Sultan Muhammad Salahuddin adalah salah seorang Sultan yang pernah berkuasa dan pemerintah kerajaan bima pada masa akhir penjajahan dan awal kemerdekaan Republik Indonesia sekitar tahun 1915 sampai dengan 1951. Jauh sebelum pergantiaan nama tersebut, sekitar tahun 1969 pengelolaan Bandara oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Bima dan pada waktu sekarang, pengelolaannya diserah terimakan kepada Kementerian Perhubungan. Bandara Sultan Muhammad salahuddin Bima merupakan Bandara Terbesar di Pulau Sumbawa dan dapat didarati oleh Pesawat Boeing 737-500.          Lokasi Bandar Udara Sultan Muhammad Salahuddin terletak di Belo, Palibelo, Kabupaten Bima, Nusa Tenggara Barat, Indonesia. Bandara ini terletak sebelah selatan Kota Bima kota terbesar di pulau Sumbawa kurang lebih jaraknya ±3 km dari Kota Bima, ±1 km dari Woha, ibu kota Kabupaten Bima, ±9 km dari Bolo atau yang terkenal dengan Sila, Kota Kecamatan terbesar di Kabupaten Bima          Jenis pesawat udara yang beroperasi pada saat ini setiap harinya adalah jenis ATR72-600 milik operator airline PT. Wings Air Abadi dengan rute penerbangan Bima-Lombok pp, Bima-Denpasar pp, Bima-Makassar pp, dan Citilink dengan rute penerbangan Lombok-Bima pp.